Kamis, 26 Maret 2015

KESEHATAN LINGKUNGAN

KESEHATAN LINGKUNGAN
MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH
OLEH:
NORMALIA RIZKI
(I1A114045)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2015
MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengertian Sampah
Sampah (solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau digunakan lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat (Tchobanoglous, 1993).
Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi bukan kegiatan biologis. Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan manusia atau hasil samping dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai (Nur Hidayat, 2006). (1,2,3)
2. Sumber dan Karakteristik Sampah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak
dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya. Tingginya volume sampah yang dihasilkan baik oleh industri maupun masyarakat. Menurut prakiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 kg/ kapita/hari. Dengan mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk di beberapa kota di Indonesia, dapat diketahui prakiraan potensi sampah kota di Indonesia yaitu sekitar 100.000 ton/hari (Sudrajat, 2006) (1,3,5).
Karakteristik sampah yang dianalisis biasanya meliputi karakteristik fisik, kimia dan biologi. Karakteristik fisik berupa faktor pemadatan dan berat jenis sampah diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola, baik untuk sistem transportasi maupun di TPA. Karakteristik kimia berupa analisis perkiraan yang terdiri dari kadar air (kelembapan), kadar volatil dan kadar abu diperlukan untuk perencanaan pengolahan sampah (1).
3. Faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Sampah
Permasalahan dalam pengelolaan sampah perkotaan tidak hanya terjadi di
kota-kota besar, namun juga terjadi di kota-kota kecil dan kabupaten yang mempunyai kepadatan cukup tinggi dan adanya aktifitas perekonomian yang
tinggi pula. Meningkatnya jumlah penduduk menjadi faktor meningkatnya jumlah sampah yang ada. Sekarang ini jumlah sampah yang dihasilkan oleh manusia semakin meningkat dan tidak sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas dan tingkat konsumsi penduduk terhadap suatu barang. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. Faktor lainnya yaitu kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya dan disertai juga kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif. Penggunan barang kemasan mendominasi kebutuhan sehari-hari sehingga akhirnya mempengaruhi produksi sampah yang merupakan kualitas maupun kuantitas termasuk jenis dan karakteristiknya yang makin beragam (3,4,6).
4. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak
dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya. Permasalahan sampah yang dihadapi dapat dikatakan sebagai masalah kultural, tidak hanya masalah sosial maupun ekonomi karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan (3).
5. Dasar-Dasar Metode Pengolahan Sampah
Penanggulangan untuk mencegah timbunan sampah dan melakukan pengolahan sampah secara tepat untuk kepentingan kesehatan masyarakat sangat perlu untuk dilakukan. Pengolahan Sampah dengan Landfill, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah dan sederhana, tetapi menimbulkan beberapa risiko antara lain: berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran (terutama bau dan kotoran) (Kholil, 2006). Pengolahan Sampah dengan Recycle merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Proses recycle dipengaruhi oleh faktor fraksional (persentase) kemampuan memilah, waktu pengiriman dan waktu
pengolahan. Sifat dari recycle adalah menunda penumpukan sampah yang sifatnya anorganik, maka lambat laun hasil atau produknya pun akan menjadi sampah kembali. Pengolahan sampah dengan kompos merupakan cara penumpukan sampah pada lubang kecil dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan pupuk yang alamiah atau proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik yang biodegradable (Subandi, 2006). Pengolahan Sampah dengan Incenerator cara ini mampu mengurangi timbunan sampah. Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran (asap dan bau) dan kebakaran (3,5).
6. Sistem Pengolahan Sampah
Sampah dari masing-masing sumber pewadahan, dikumpulkan di tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Penempatan letak TPS tersebut dilakukan di masing-masing kecamatan. Sampah yang telah dikumpulkan di Tempat pembuangan sementara (TPS) kemudian diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Awalnya dengan system Open Dumping (terbuka) dimana sampah yang dibuang ke TPA dihamparkan secara terbuka lalu dipadatkan dengan alat Loader. Penanganan sampah ke depan bermaksud untuk mengubah cara pengelolaan tersebut. Melalui program pemilahan dan pemanfaatan sampah organic dan daur ulang (program 3R: reuse, recycle, reduce) maka diharapkan hanya sampah organik dan daur ulang saja yang layak dibuang ke TPA. Dengan demikian luas lahan TPA tidak perlu terlalu luas dan atau umur operasi TPA dapat diperpanjang. Realisasi pengelolaan sampah dalam rangka reduksi volume sampah dengan tujuan meringankan beban tamping TPA dan sebagai kegiatan yang bernilai tambah berupa pemanfaatan sampah organik hasil pemisahan/pemilahan untuk dijadikan bahan kompos (4).
DAFTAR PUSTAKA
1. Yenni Ruslinda, dkk. Studi Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukit Tinggi. Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) (2012): 1-12
2. Arief Fadhilah, Dkk. Kajian Pengelolaan Sampah Jurusan Arsetektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Modul 11 (2) (2011)
3. Trixie Salawati, Dkk. Pengaruh Program Pelatihan Pengolahan Sampah Padat Organik Menggunakan Metode Composting Terhadap Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu-Ibu PKK Di Rw III Kelurahan Boja Kabupaten Kendal. Promosi Kesehatan Indonesia 3(2) (2008)
4. I Wayan Yansen, I Made Arnatha. Analisis Finansial Sistem Pengelolaan Sampah di Wilayah Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Ilmiah Teknik Sipil 16 (1) (2012)
5. Isti Surjandari. Model Dinamis Pengelolaan Sampah Untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Teknik Industri 11 (2) (2009): 134-147
6. Lailatun Nikmah, Dkk. Prediksi Potensi Pencemaran Pengolahan Sampah Dengan Metode Gasifikasi Fluidized Bed (Studi Kasus: TPA Benowo, Surabaya). Teknik Pomits 2 (1) (2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar